1. Judul Peercobaan
Prinsip
Koloid pada Pembuatan Mayonaise.
·
Mendeskripsikan proses pembuatan mayonaise
·
Mengetahui kandungan gizi mayonaise.
Hari
/ tanggal : Sabtu, 22 Februari 2014
Waktu : Pukul 13.00 s/d 17.00 WIB
Tempat : Rumah Faradina.

Alat
:
1) Wadah
2) Mixer
3) Panci/wajan
4) Kompor
5) Sendok
Bahan
:
1) Kuning telur 2 buah
2) Minyak sayur / minyak zaitun 290 ml
3) Cuka ( CH3COOH ) 2 sdt
4) Perasaan jeruk lemon secukupnya
5) Garam secukupnya
6) Gula secukupnya
7) Mustard 1
sdt
8) Terigu ( C6H10O5 ) 40 gram
9) Susu bubuk full cream 2
sdm
5. Landasan Teori
Mayonaise merupakan salah satu contoh produk
proses emulsi yang banyak dimanfaatkan dalam jenis makanan kita. Emulsi
merupakan suatu terdispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain
yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik.
Pada suatu emulsi terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang
terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak. Kedua disebut media
pendispersi yang biasanya terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier
yang berfungsi menjaga agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air.
Mayonaise merupakan emulsi minyak
nabati dalam asam yang distabilkan oleh lesitin (semacam
lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam mayonaise tidak terasa
meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak nabati. Hal ini
dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul
dari larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan
asam ke dalam minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar minyak
dalam sebagian kecil larutan asam.
Dalam batas emulsi, fase terdispersi dianggap sebagai fase dalam dan medium
dispersi sebagai fase luar atau kontinu. Emulsi yang mempunyai fase dalam
minyak dan fase luar air disebut emulsi minyak-dalam-air dan biasanya diberi
tanda sebagai emulsi “m/a”. Sebaliknya emulsi yang mempunyai fase dalam air dan
fase luar minyak disebut emulsi air-dalam-minyak dan dikenal sebagai emulsi
‘a/m”. Karena fase luar dari suatu emulsi bersifat kontinu, suatu emulsi minyak
dalam air diencerkan atau ditambahkan dengan air atau suatu preparat dalam air.
Umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga atau bagian
dari emulsi, yakni: zat pengemulsi (emulsifying egent). Tergantung pada
konstituennya, viskositas emulsi dapat sangat bervariasi dan emulsi farmasi
bisa disiapkan sebagai cairan atau semisolid (setengah padat) (Ansel, 1989).
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar
memperoleh emulsa yang stabil. Zat pengemulsi adalah PGA, tragakan, gelatin,
sapo dan lain-lain. Emulsa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu emulsi vera
(emulsi alam) dan emulsi spuria (emulsi buatan). Emulsi vera dibuat dari biji
atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya
merupakan zat seperti putih telur (Anief, 2000).
Konsistensi emulsi sangat beragam, mulai dari cairan yang mudah dituang
hingga krim setengah padat. Umumnya krim minyak dalam airdibuat pada suhu
tinggi, berbentuk cair pada suhu ini, kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan
menjadi padat akibat terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal ini,
tidak diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap volume fase
eksternal yang tinggi untuk menghasilkan sifat setengah padat, misalnya krim
stearat atau krim pembersih adalah setengah padat dengan fase internal hanya
hanya 15%. Sifat setengah padat emulsi air dalam minyak, biasanya diakibatkan
oleh fase eksternal setengah padat (Anonim, 1995).
Polimer hidrofilik alam, semisintetik dan sintetik dapat dugunakan bersama
surfakatan pada emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi pada antar
permukaan dan juga meningkatkan kekentalan fase air, sehingga mengurangi
kecepatan pembenrukan agregat tetesan. Agregasi biasanya diikuti dengan
pemisahan emulsi yang relatif cepat menjadi fase yang kaya akan butiran dan
yang miskin akan tetesan. Secara normal kerapatan minyak lebih rendah daripada
kerapatan air, sehingga jika tetesan minyak dan agregat tetesan meningkat,
terbentuk krim. Makin besar agregasi, makin besar ukuran tetesan dan makin
besar pula kecepatan pembentukan krim (Anonim, 1995).Semua emulsi memerlukan
bahan anti mikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme.
Adanya pengawetan sangat penting untuk emulsi minyak dalam air karena
kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Karena jamur dan ragi lebih sering
ditemukan daripada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik atau
bakteriostatik. Bakteri ternyata dapat menguraikan bahn pengemulsi ionik dan
nonionik, gliserin dan sejumlah bahan pengemulsi alam seperti tragakan dan gom
(Anonim, 1995).
Komponen utama emulsi berupa fase disper (zat cair yang terbagi-bagi
menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain (fase internal)); Fase kontinyu
(zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut
(fase eksternal)); dan Emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun
eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi 2 : Emulsi tipe w/o (emulsi yang
terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak, air berfungsi sebagai
fase internal & minyak sebagai fase eksternal) dan Emulsi tipe o/w (emulsi
yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air) (Ansel, 1989).
1. Memasukkan
terigu dan susu bubuk ke dalam panci
2. Memasukkan
air secukupnya ke dalam panci yang sudah terisi terigu dan susu.
3. Aduk
adonan sampai mengental sambil dipanaskan

4. Menuangkan
adonan ke dalam wadah yang sudah di sediakan
5. Haluskan
adonan dengan menggunakan mixer sambil menambahkan 2 butir kuning telur dan
minyak zaitun sedikit demi sedikit

6. Menambahkan gula, garam, mustard, cuka, dan perasaan jeruk lemon sesuai
keinginan
7. Jika telah selesai menambahkan bahan-bahan, diamkan
mayonaise agar terbentuk emulsi sempurna.
8. Memasukan mayonaise ke dalam wadah yang baru

9. Menutup mayonaise kemudian simpan di lemari es agar mayonaise dapat bertahan lama
Setelah
melakukan hasil percobaan kami dapat mengamati bahwa agar adonan dapat
teremulsi sempurna, adonan harus dituangkan sedikit demi sedikit karena jika
tidak adonan dapat menggumpal dan tidak dapat tercampur dengan bahan lainnya.
Kandungan
gizi mayonaise :
Karena mayonaise terbuat dari bahan utama perasan
jeruk lemon, kuning telur dan minyak
nabati maka dapat dipastikan jika mayonaise mengandung vitamin C, Vitamin A,
kadar lemak yang tinggi, kolesterol, protein yang tinggi dan asam amino yang
penting bagi tubuh. Adapun kandungan utama alam 100 gram mayonaise adalah
sebagai berikut:
Zat gizi
|
Jumlah
|
Kalori (kcal)
|
162 kkal
|
Protein
|
12,8 gr
|
Lemak
|
20 gr
|
Karbohidrat
|
0,7 gr
|
Vitamin A
|
900 SI
|
Vitamin C
|
0,50 g
|
Thiamin
|
0,10 mg
|




Pada
produk mayonaise, bagian yng terdispersi adalah minyak nabati,sedangkan bagian
yang mendispersi(media pendispersi) adalah asam cuka. Ketika membuat
mayonaise,campuran yang terbentuk bukanlah larutan,melainkan heterogen. Karena
campuran tersebut berasal dari minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak dapat
bercampur dengan zat yang bersifat polar. Untuk dapat mendamaikan air dan
minyak,harus ada zat penghubung antara keduanya. Zat penghubung yang
menyebabkan pembentukan emulsi dalam mayonaise adalah kuning telur. Kuning
telur merupakan emulsifier yang sangat kuat(karena dalam kuning telur tedapat
sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaran terhadap air dan minyak
sekaligus).
Mayonaise
merupakan salah satu contoh produk proses emulsi yang banyak dimanfaatkan dalam
jenis makanan kita.emulsi merupakan suatu terdispersi atau suspensi suatu
cairan dalam cairan yang lain yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak
saling berbaur tetapi saling antagonistik. Pada suatu emulsi terdapat tiga
bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri dari butir-butir yang
biasanya terdiri dari lemak. Kedua disebut media pendispersi yang biasanya
terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga
agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam air.
Mayonnaise
adalah jenis bahan pangan berupa emulsi setengah padat yang dibuat dari minyak
nabati, cuka/lemon juice, dan kuning
telur. Mayonaise merupakan emulsi minyak dalam air dengan kuning telur
berfungsi sebagai emulsifier. pada produk mayonaise, bagian yang terdispersi
adalah minyak nabati bagian yang mendispersi (media pendispersi) adalah asam
cuka atau lemon juice dan bagian
emulsifier adalah kuning telur. Kuning telur merupakan emulsifier yang sangat
kuat (terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan
minyak sekaligus). Satu ujung molekul tersebut suka air dan ujung yang lain
suka minyak. Oleh karena itu bahan tersebut banyak dijadikan jembatan untuk
mencampurkan antara bahan lemak dan air dan sifat ini sangat dibutuhkan dalam
pengolahan makanan seperti mayonaise.
10. Daftar Pustaka
1. Purba,
Michael. 2012. KIMIA untuk SMA/MA kelas
XI. Jakarta : Erlangga
2. Tri
Haryanto, Untung. 2012. Blak – blakan
Bahas Mapel Kimia. Yogyakarta : Cabe Rawit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar